Do’a adalah permintaan hamba kepada Allah Subhanahuwa Ta’ala, dan itu merupakan suatu ibadah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ [غافر/60]
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS 40 Al-Mu’min: 60). |
[1326]. Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku. |
Penegasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, do’a itu ibadah:
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ (قَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِى أَسْتَجِبْ لَكُمْ) ».. سنن أبى داود - (ج 4 / ص 493) قال الشيخ الألباني : صحيح
”Do’a itu ialah ibadah,” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagimu.” (HR Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani).
Apabila doa itu merupakan suatu ibadah sebagaimana hadist diatas, maka tentulah ada contoh dari Rasulullah saw dan dari para sahabat yang bersama dengan Rasulullah saw.
Doa bersama antar lintas agama adakah petunjuknya?
{ قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ }
_Katakanlah :”Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamumendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar.” (QS 62 Al-Jumu’ah: 6).
{ فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ } [آل عمران : 61]
”Siapa yang membantahmu tentang kisah ‘Isa setelah datang ilmu ” (yangmeyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu, kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berdusta.” (QS 3 Ali Imran: 61).
Boleh berdoa bersama (mubahalah) antar ummat beragama dengan satu tujuan yaitu untuk saling melaknat untuk membuktikan siapakah yang benar dan siapakah yang dusta, atau siapakah yang sesat dan siapakah yang sebenarnya mendapat hidayah Allah Subhanahuwa Ta’ala.
Assalamu'alaikum.
BalasHapusPak, yang pernah saya ketahui dari guru2 saya dulu adalah kita tidak boleh mendo'akan orang yang kafir. Seperti halnya nabi Ibrahim yang mendo'akan bapaknya, itu hanya karena ia telah berjanji sebelumnya untuk mendo'akan bapaknya.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana kalau seandainya kita mendo'akan orang kafir agar mendapat hidayah dari Allah. Kita minta pada Allah agar ia ditunjuki jalan yang lurus, Addienul qoyyimah. Seperti halnya Rasulullah saw yang minta pada Allah agar memberikan salah satu dari dua Umar untuk Islam. Boleh atau tidak pak?
point yang dimaksud adalah doa bersama yang sering dilakukan oleh tokoh lintas agama. Misalnya doa bersama antar tokoh lintas agama untuk kemakmuran masyarakat, Indonesia berdoa ??
BalasHapusSaya ingat dengan widodo, kita pernah jumpa kan?
Ya Pak. Kita pernah jumpa di Padang. Saya temannya Ahmad.
BalasHapusMohon maaf Pak, dengan sangat bangga sebelumnya saya telah me-link blok Bapak di:
BalasHapushttp://widodosaputrajundullah.blogspot.com/
Mohon izinnya Pak, jika tidak izin segera konfirmasi ke alamat di atas ya Pak. Syukron..
(Tidak ada konfirmasi saya anggap setuju ya Pak)
Boleh saja .. semoga bisa menjadi sarana untuk saling mengingatkan..
BalasHapusjazakumullah khair Pak
BalasHapus